BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Nonverbal
Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol.
Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata”.
Menurut Adityawarman (2000) komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Resberry (2004) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah tindakan dan perilaku manusia dan makna
Sedangkan menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
2.2 Fungsi pesan nonverbal
Komunikasi nonverbal mempunyai hubungan yang sangat erat dengan komunikasi nonverbal. Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal:
- Repetisi (repeating), yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
- Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
- Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.” contoh lain, ”saya tidak marah” dengan suara yang keras dan muka merah dan mata melotot.
- Complementing, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka yang menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
- Aksentuasi/accenting/menekannkan, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, mengungkapkan betapa jengkelnya, dengan memukul meja. Contoh lain ”saya tidak ingin bertemu anda lagi” sambil memukuli meja saat mengatakan tidak ingin
- Menghubungkan dan mengatur, seseorang mengangkat tangannya dan ini mengindikasikan bahwa ia ingin mengatakan sesuatu. Atau dosen meletakkan jari telunjuk di bibir untuk meminta mahasiswa untuk diam.
2.3 Pentingnya Komunikasi Nonverbal
Meskipun telah banyak riset tentang proses komunikasi , tetapi belum ada cara yang akurat yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan arti komunikasi yang spesifik berkenaan dengan perilaku. Setiap perilaku harus dievaluasi sesuai dengan kondisi dan budaya dimana komunikasi tersebut terjadi. Untuk itulah maka sebagi seorang manajer atau pegawai kita harus mempelajari komunikasi nonverbal. Adapun alasan mengapa komunikasi nonverbal itu penting untuk kita pelajari, yakni:
Ø Tidak terdapat pesan komunikasi nonverbal yang universal. Setiap pesan diciptakanoleh individu yang unik dengan latar belakang budaya yang beragam. Oleh karena itu semakin banyak kita mengamati dan mempelajari kata-kata dan bahasa nonverbal dari orang lain maka akan semakin baik keterampilan komunikasi kita.
Ø Seringkali kita membuat kesimpulan tentang pesan yang kita terima dengan cepat tanpa memikirnkannya terlebih dahulu, apabila kita tidak memiliki pengetahuan tentang komunikasi nonverbal maka kesimpulan yang kita buat tidak akan baik.
Ø Dengan mempelajari komunikasi nonverbal kita dapat meningkatkan sensitivitas kita terhadap orang lain
Ø Pesan nonverbal seringkali lebih kuat dari pesan verbal.
Ø Pesan nonberbal memperjelas pesan verbal.
Ø Pesan nonverbal seringkali dipergunakan lebih banyak dibandingkan denga pesan verbal. Menurut riset yangdlilakukanoleh Albert Mehrabian, hanya 7 % dari pesan yang kita terima didapat dari kata-kata. 93% pesan kita terima melalui intonasi suara, isyaratm ekspresi wajah, gerakan tubuh.
Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat signifikan. Yaitu:
a. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatamuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih banya ’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
b. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal.
c. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
d. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
e. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
f. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat).
2.4 Tujuan Komunikasi Nonverbal
Meskipun komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun seringkali berkaitan erat dengan lisan/ ucapan. Ini menandakan bahwa sering terjadi penggabungan antara komunikasi verbal dan nonberbal dalam suatu situasi.
Menurut John V. Thil dan Courtland Bovee dalam Excellence In Business Comunications, komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu:
1. Menyediakan/ memberikan informasi
2. Mengatur alur suatu percakapan
3. Mengekspresikan emosi
4. Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal
5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
6. Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya bagaimana mengayunkan tongkat golf yang baik dan benar.
Dalam dunia bisnis, komunikasi nonberbal dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi kepemimpinan seseorang. Jika seseorang dapat belajar mengelola pesan yang dibuat dengan bahasa isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah, suara dan penampilan, ia dapat melakukan komunikasi dengan bai. Dalam hal ini seorang manajer sekaligus harus dapat menjadi komunikator yang baik, harus tahu bagaimana menyampaikan bisnis kepada para bawahannya, kapan dan kepada siapa pesan-pesan bisnis itu harus disampaikan.
2.5 Jenis-jenis komunikasi nonverbal
a. Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
b. Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
c. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
d. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan. Gerakan juga dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress
e. Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.
f. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
g. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
h. Kontak mata
Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
i. Postur tubuh dan gaya berjalan.
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
j. Komunikasi citrasa
Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-lain, apabila makanan tersebut telah memakan/meminumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa dari makanan/minuman tadi menyampaiakan suatu maksud atau makna.
k. Komunikasi Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna. Misalnya pada sebuah kantor , setiap area yang ada di dalam kantor tersebut mengandung pesan tertentu yang berhubungan dengan pemilik ruang tersebut.
Ruang direktur tentu akan berbeda dengan ruang pegawai operasional baik dari segi luas, maupun bentuk fasilitas yang tersedia di ruang tersebut. Jadi ruang dapat juga mengkomunikasikan pesan tertentu.
Berikut adalah pemaparannya:
1. Desain ruang kantor
Misal ruangan kantor yang terbuka seperti yang kebanyakan ada pada dewasa ini, konsep ruang terbuka ini bertujuan untuk mengoptimalkan arus lalu lintas pegawai dan pekerjaan. Menurut penelitian ruang terbuka menunjukkan suasana demokratis, meningkatkan komunikasi, fleksibilitas, dan juga produktivitas diantara pekerja.
2. Warna ruang
Warna ini juga digunakan untuk mengkomunikasikan suatu pesan, misal warna merah dianggap sebagai suatu sikap yang agresif, gembira, menstimulasi dan keceriaan, warna biru menggambarkan situasi yang sejuk, damai, tenang dan lai-lain.
3. Pengaturan tata letak meja dan kursi
Ada beberapa pengaturan tata letak meja dan kursi yang biasa dilakukan di kantor antara lain:
v Penempatan standar.
v Pengaturan yang bersahabat.
v Di belakang meja
v Pengaturan netral
4. Jarak
Jarak yang diambil oleh seseorang akan sangat tergantung pada budaya, perilaku, perasaan dan hubungannya dengan orang lain. Ada beberapa jenis jarak yang biasanya diambil oleh individu pada waktu ia bekomunikasi, antara lain:
- Jarak intim, adalah jarak yang diambil untuk berkomunikasi dengan orang yang sangat dekat dengankita.
- Jarak pribadi, adalah jarak yang kita ambil bila kita berkomunikasi dengan teman atau sahabat di pesta, rapat atau pertemuan sosial lainnya.
- Jarak sosial, adalah jarak yang kita pakai bila kita berkomunikasi dengan orang-orang yagn belum kita kenal, pegawai baru atau pada pertemuan bisnis.
- Jarak publik, adalah jarak yang biasanya diambil oleh seseorang bila berbicara di depan umum, misalnya di kelas, pada saat pidato sehingga tidak akan timbul kesan yang pribadi.
5. Simbol
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering merespon berbagai simbol yang kita temui tanpa kita sadari, misalnya kita melihat berbagai simbol yang sudah diakui secara Internasional. Simbol untuk menunjukkan ruang kecil, dilarang merokok atau dilarang parkir dan sebagainya.
Preston menggambarkan pentingnya simbol dalam suatu perusahaan atau bisnis, perusahaan yang menggunakan simbol/ logo untuk memberi identitas pada lembaga atau produk mereka. Ketika simbol telah tertanam di dalam benak seseorang, maka ia akan mengingat perusahaan tersebut pada saat ia melihat logo atau simbol perusahaan, jadi simbol dapat membantu menciptakanpengakuan di masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan citra dan penjualanperusahaan.
l. Penampilan
Cara berpakaian seseorang sering kali diabaikan, padahal dari hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli, penampilan seseorang akan mempengaruhi lingkungan sekitar.
2.6 Aspek Nonlinguistik dari Pembicaraan
Terdapat beberapa aspek lain dari bahasa selain dari kata-kata. Biasanya pengertian suatu kata akan tergantung pada cara seseorang mengucapkan bukan hanya pada definisi yang terkandung dalam kata tersebut di kamus. Volume suara dan nada yang digunakan dalam pengucapan juga akan memberikan arti yang berbeda dan menunjukkan perasaan seseorang. Seorang pimpinan yang mengatakan kalimat: “saya ingin berbicara dengan anda di kantor saya nanti” dengan suara yang keras akan memberi arti bahwa ada hal yang penting atau ia sedang marah terhadap karyawannya. Akan tetapi bila penyampaian yang dilakukan oleh pimpinan menggunakan suara yang lembut tentu akan berbeda artinya.
Irama dan nada yang berbeda akan terlihat melalui perubahan yang terjadi antara suara normal dan percakapan kita. Nada yang lebih tinggi dari nada yang biasanya digunakan menunjukkan kecenderungan kegeliswahan, atau kemarahan.
2.7 Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal
Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata yang tujuannya Menyediakan/ memberikan informasi, Mengatur alur suatu percakapan, Mengekspresikan emosi, Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal, Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain, Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya bagaimana mengayunkan tongkat golf yang baik dan benar.
Komunikasi nonverbal dalam dunia bisnis dapat membantu memperkuat pesan yang dikirim secara verbal ataupun juga dapat menunjukkan sesuatu yang bertolak belakang dengan pesan yang disampaikan secara verbal. Oleh karena itu penting bagi seorang manajer untuk mengkoordinasikan antara pesan yang disampaikan secara verbal dan nonverbal dan juga terhadap pesan yang ditunjukkan secara verbal oleh bawahan, rekan kerja, atau atasan agar dapat mengambil kesimpulan yang benar tentang informasi yagn diterimanya.
Banyak cara yang digunakan seseorang dapat menyampaikan pesan secara verbal, antara lain: melaui ekspresi wajah, gerakan mata, tangan, jarak, sentuhan dan intonasi suara. Agar dapat mengartikan pesan nonverbal dengan baik maka seorang manajer harus sering mengadakan pengamatan tentang perilaku manusia, serta juga melihat latar belakang budaya orang yang berkomunikasi secara nonverbal dengannya.
3.2 Saran
Agar dalam berkomunikasi bisa lebih efektif, jelas dan mudah dimengerti sebaiknya kita memadukan antara komunikasi verbal dan non verbal.
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/10/komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
Purwanto Djoko. 2003. Komuikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
http://riswantohidayat.wordpress.com/komunikasi/komunikasi-non-verbal/
Komunikasi Bisnis,
Makalah Komunikasi Bisnis
Komunikasi Bisnis,
Makalah Komunikasi Bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar